Sabtu, 29 Januari 2011

PENDEKATAN HERMENEUTIKA

PENDEKATAN HERMENEUTIK
Pendekatan hermeneutik menganggap objek kajian sebagai gejala teks.
Fakhruddin faiz mencatat pendefinisian dan perkembangan persepsi terhadap hermeneutik menunjukkan bagaimana kronologi pemahaman manusia terhadap model penafsiran. Sebagai suatu metode penafsiran dapat dikatakan bahwa hermeneutik adalah sebuah kajian yang membahas mengenai bagaimana menggunakan instrumen sejarah, filologi, manuskriptologi dan lain sebagainya sebagai sarana untuk memahami maksud dari suatu objek yang ditafsirkan.
Hermeneutik adalah suatu pemahaman terhadap pemahaman yang dilakukan oleh seseorang dengan menelaah proses asumsi-asumsi yang berlaku dalam pemahaman tersebut, termasuk diantaranya konteks-konteks yang melingkupi dan mempengaruhi proses tersebut.
Setidaknya untuk 2 tujuan : Pertama, untuk meletakan hasil pemahaman yang dimaksud dalam porsi dan proporsi yang sesuai, kedua, untuk melakukan suatu reproduksi makna darai pemahaman terdahulu tersebut dalam bentuk kontekstualisasi.
Hermeneutik bertujuan menghilangkan misteri yang terdapat dalam sebuah simbol dengan cara membuka selubung-selubung yang menutupinya. Hermeneutik membuka makna yang sesungguhnya sehingga dapat mengurangi keanekaan makna dari simbol-simbol itu tadi. Berkaitan dengan studi islam, penting kiranya memahami makna dari ekspresi simbol-simbol yang ada guna mengungkap makna sesungguhnya dibalik suatu teks atau nash.
Cara hermeneutik merupakan cara yang relatif dapat memberikan keutuhan teks dan konteks di dalam memahami kitab suci tersebut.
Pendekatan hermeneutik juga dapat digunakan dalam studi islam. Peta hermeneutik menurut palmer adalah:
1. Sebagai teori penafsiran kitab suci( oleh J.C. Danhauer)
2. Sebagai metode filologi, yang hanya menakankan pada kosakata atau gramatikal
3. Sebagai ilmu pemahaman linguistik, sebagai kritik pada metode filologi,dan menawarkan perpaduan gramatikal dan psikologi (oleh Schleiermacher)
4. Sebagai fondasi metodologi ilmu-ilmu kemansusiaan (oleh Wilhelm Dilthey)
5. Sebagai fenomena dasein dan pemahaman eksistensial
6. Sebagai sistem penafsiran


Menurut Josef Bleicherr,peta hermeneutik ada tiga, sebagai berikut:
1. Sebagai metodologi
2. Sebagai filsafat atau filosofis
3. Sebagai kritik
Ada juga ilmuan yang mengelompokan interpretasi atau hermeneutika menjadi:
1. Interpratasi/hermeneutika gramatika bahasa
2. Interpretasi/hermeneutika psiko-historis-sosiologis(ekstra linguistik).
3. Interpretasi/hermeneutika spirit (ideal moral) yakni untuk menemukan konsep dasar/umum/prinsip atau makna universal teks
4. Interpretasi/hermeneutika kontekstual, yakni jawaban terhadap kasus baru berdasarkan nilai ideal-moral
Fazlurrahman masuk pada hermeneutika :
1. Interpretasi/hermenautika spirit (ideal moral) untuk menemukan konsep dasar / umum /prinsip atau makna universal teks.
2. Interpretasi/ hermeneutika kontekstual jawaban terhadap kasus baru berdasarkan nilai ideal-moral.
Syahrur ada pada hermeneutika:
1. Linguistik semantik dengan anlisis paradigma-sintagmatik. Maksud analisis paradigmatik adalah analisis bahasa dengan cara membandingkan makna kata dengan kata-kata lain yang memiliki kemiripan makna atau justru mempunyai makna bertentangan.
2. Dengan analisis ini otomatis dibutuhkan pendekatan interkoneksitas, yang oleh Syahrur pendekatan ini didasarkan pada suruhan untuk membaca al-qur’an dengan tartil.

4 komentar:

  1. Dhia ulmilla (10470037)
    pendekatan hermeneutik membuat kita lebih kritis dengan adanya pendapat-pendapat yang tertulis (teks) dimana kita tidak hanya sekedar membaca teks itu secara konteks tapi benar-benar memahami teks tersebut dari asalnya (pengarang) jadi tidak sembarangan memahami teks dan tidak sembarangan untuk menuruti pendapat orang lain.

    BalasHapus
  2. Ghulamul Mustofa (10470010)
    berbicara tentang "Hermeneutika" maka kita harus mengaca pada diri kita terlebih dahulu agar kita tidak salah jalan terhadap mana yang sebenarnya harus kita tempuh.metode hermeneutika sangatlah relatif untuk di aktualisasikan dalam kehidupan sekarang ini sehingga kita tidak akan mungkin bisa salah persepsi dalam menangkap sebuah pemahaman yang begitu pudar...

    BalasHapus
  3. fajar datik wahyuni (10471003)
    pendekatan heemeneutik membuat kita kritis terhadap sebuah wacana, tidak saja cukup membaca lalu mita biosa mengambil kesimpulan tapi kita perlu mengkaji ulang agar kita tidak salah persepsi.

    BalasHapus
  4. pendekatan hermeunika membuat kita kritis terhadap sebuah wacana, dehingga kita tidak hanya berpacu pada teks atau fatwa-fatwa yang belum pasti...
    sehingga kita tidak salah dalam memahami konflik yang terjadi...

    BalasHapus